Bukan karena paras dan tingkah lakunya
Namun karena tatapan yang teduh dan senyum yang menentramkan.
Pernahkah kau jatuh cinta?
Bukan karena harkat dan martabatnya
Namun karena akhlak dan usahanya menjadi lebih baik.
Pernahkah kau jatuh cinta?
Bukan karena tata ucap dan sopan santunnya
Pernahkah kau jatuh cinta?
Bukan terhadap angin malam yang seolah tersenyum kecut melihatmu rindu akan dia
Pernahkah kau jatuh cinta?
Bukan karena begitu menginginkannya namun karena bibir berkata "enggan"
Pernahkah kau jatuh cinta?
Bukan karena dia begitu lembut dan membuatmu berarti
Pernahkah kau jatuh cinta?
Bukan ketika hujan turun dan payung merah itu siap menjadi tamengmu menerobosnya.
Pernahkah kau jatuh cinta?
Bukan karena kayu lapuk yang terbakar habis oleh api dan menjadi abu
Pernahkah kau jatuh cinta.
Dengan dia, kau merasa seolah bahwa ingin berusaha menyayanginya selayak apa telah dia perbuat.
kau merasa tak ingin mengecewakannya, tak ingin memberi luka lagi, tak ingin memerangi hatimu untuk waktu yang terlalu lama.
Kita terlalu asing, terlalu banyak perbedaan.
begitu sering aku menggunakan setiap alasan yang pada hakikatnya tak mengandung arti
karena setiap alasan bagimu adalah pengecualian
dan aku, pernah.
0 komentar:
Posting Komentar