Malam ini, kenangan itu muncul lagi menyambar dipikiranku, haruskah kubiarkan pergi atau kuizinkan menggeledahi seisi kepalaku akan kenyataan yang telah berlangsung lama itu?
Kupaksa pejamkan mata, namun malam menolaknya seolah ingin aku kembali terhanyut dalam kenangan itu.
Bukan kenangan syahdu, hanya begitu kuat kekuatan yang disebut sebaik-baiknya penyimpan.
Sebutir kenangan mampu merusak jutaan sel-sel otak yang bersikeras melupakannya, layaknya hukum pareto 80/20 hasil tidak akan pernah menghianati usaha. Begitu pula usaha menyimpan sebuah kenangan.
Mengapa harus angkasa? Apa karena adanya semesta? Angkasa dan semesta saling berkaitan begitu pula kenangan dan masa depan.
Kamis, 28 Januari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar